my blog's

Selasa, 08 Januari 2013

hakikat sabar dalam Al;Qur'an


MAKALAH TAFSIR MAUDHU’I
HAKIKAT SABAR DALAM AL-QURAN






DI SUSUN OLEH:
Wisnu Wahyudin
4715101543


JURUSAN ILMU AGAMA ISLAM (IPI 2010)
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2012




Hakikat Sabar

Sabar menurut Kamus Besar Bahasa indonesia (KbbiAndroid 3.0.1) adalah tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati). Sabar merupakan amalan yang mengantarkan pelakunya kepada kasih sayang Allah SWT. Ada beberapa ayat Al-Qur’an tentang sabar yang dikaji dalam pembahasan ini.  Sabar termasuk salah satu bagian keimanan.

Sedangkan sabar menurut kamus Arab-Indonesia Moh. Yunus adalah : (صبر – يصبر – صبرا) yang artinya adalah sabar, menahan diri

Sabar, secara etimologi berarti menahan dan mencegah (al-habsu wal kaffu). Secara terminologi, sabar adalah menahan diri untuk melakukan keinginan dan meninggalkan larangan Allah swt, sabar juga berarti sikaf tegar dan kukuh dalam menjalankan ajaran Islam ketika muncul dorongan nafsu, ketegaran yang dibangun diatas landasan Al-Qur’an dan As-sunnah. Sabar dapat juga berarti puncak sesuatu, orang yang memiliki kesabaran, akan sampai pada puncak kemuliaan. Allah telah memuji orang-orang yang bersabar dan menyebutkan mereka dalam firman-Nya : “hanya orang-orang yang bersabar akan diberi pahala mereka yang tidak terbatas.” (QS.Az-Zumar : 10).     
            Di dalam Al-Qur’an kata “Sabar dan turunannya” disebutkan sebanyak 103 kali. Tujuan Allah menyebutkannya adalah sebagai petunjuk bagi orang Mukmin yang membacanya. Dalam Al=Qur’an kata sabarterdapat pada 45 suratyang berarti mencapai 40% dari seluruh surat di A-Qur;an yang berjumlah 144 surat. Surat-surat yang sering mengulang kata sabar adalah surat Al-Baqarah (9 kali), Ali Imron (8 kali), Al-Khfi (8 kali), dan Al-Nahl (7 kali).
Secara keseluruhan, penyebutan kata sabar dalam 4 surat diatas mencapai sepertiga kata sabar yang disebutkan dalam 93 ayat. Sepuluh ayat diantaranya menyebutkan kata sabar 2 kali. Bentuk kata perintah اصبر ishbir(bersabarlah) untuk tunggal disebutkan 19 kali. Kata اصبروا ishbiru(bentuk perintah jamak), dan الصابرين al-shobiriin (orang-orang yang bersabar) disebutkan sebanyak 15 kali.
            Kata sabar juga disebutkan berkali-kali dalam kitab Taurat dan Injil. Namun, kita tidak dapat memastikan sumbernya, apakah dari wahyu Ilahi atau bukan. Sebab, kitab-kitab tersebut telah mengalami penyimpangan dan perubahan.
            Firman Allah SWT melalui ayat Al-Qur’an tentang sabar adalah sebagai berikut :  
45. Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (Al-Baqarah : 45)

153. Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu[99], Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Al-Baqarah : 153)

[99] Ada pula yang mengartikan: mintalah  pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat.

Perbandingan Pendapat mengenai Al-Baqarah ayat 153
Tafsir Al-Misbah

Menurut Prof. M. Quraish Shihab dalam bukunya Tafsir Al-Misbah, beliau berpendapat bahwa kata Ash-Shabr (sabar) yang dimaksud mencakup banyak hal, sabar menghadapi ejekan dan rayuan, sabar melaksanakan perintah dan menjauhi larangan, sabar dalam petaka dan kesulitan, serta sabar dalam berjuang menegakkan kebenaran dan keadilan.
Penutup ayat yang menyatakan sesungguhnya Allah bersama orang- orang yang sabar mengisyaratkan bahwa jika seseorang ingin teratasi penyebab kesedihan atau kesulitannya, jika ia ingin berhasil memperjuangkan kebenaran dan keadilan, maka ia harus menyertakan Allah dalam setiap langkahnya. Ia harus bersama Allah dalam kesulitannya dan dalam perjuangannya. Ketika itu, Allah yang Maha Mengetahui, Maha Perkasa, lagi Maha Kuasa pasti membantunya, karena Dia pun telah bersama hamba-Nya. Tanpa kebersamaan itu, kesulitan tidak akan tertanggulangi bahkan tidak mustahil kesulitan di perbesar oleh setan dan nafsu amarah manusia sendiri.
Karena kesabaran membawa kapada kebaikan dan kebahagiaan, maka manusia tidak boleh berpangku tangan, atau terbawa kesedihan oleh petaka yang di alaminya, ia harus berjuang dan berjuang. Memperjuangkan kebenaran, dan menegakkan keadialan, dapat mengakibatkan kematian. Puncak petaka yang memerlukan kesabaran adalah kematian, maka ayat selanjutnya mengingatkan setiap orang untuk tidak tidak menduga yang gugur dalam perjuangan di jalan Allah telah mati. Mereka tetap hidup. Mereka hidup, walau tidak disadari oleh yang menarik dan menghembuskan nafas. [1]
Sejalan dengan pendapat Prof. M. Quraish Shihab dalam bukunya Menyingkap Tabir Ilahi Asma al Husna dalam Perspektif Al-Quran menyatakan bahwa Sebagaimana Prof. Quraish Shihab memberikan penjabaran yang lain dari kata sabar yakni kata As-Shabur terambil dari akar kata yang terdiri dari huruf- huruf shad, ba, dan ra. Maknanya berkisar pada tiga hal. Pertama Menahan, kedua Ketinggian sesuatu dan ketiga, Sejenis batu. Dari makna menahan, lahir makna Konsisten/bertahan, karena yang bertahan menahan pandangannya pada satu sikap. Seseorang yang menahan gejolak hatinya, dinamai sabar, yang ditahan di penjara sampai nanti dinamai mashburah. Dari makna kedua lahir kata Shubr, yang berarti puncak sesuatu dan dari makna ketiga, muncul makna kata As-subrah, yakni batu yang kukuh lagi kasar, atau potongan besi.
Ketiga makna tersebut dapat kait berkait, apabila pelakunya manusia. Seorang yang sabar akan menahan diri dan untuk itu ia memerlukan kekukuhan jiwa dan mental baja, agar dapat mencapai ketinggian yang diharapkannya.[2]
TAFSIR IBNU KATSIR

Dalam ayat ini Allah SWT memerintahkan ummat manusia untuk selalu meminta pertolongan Allah Swt dengan cara bersabar dan menunaikan shalat secara khusyu'.
Sabar terbagi menjadi dua : 
1. Sabar ketika mendapatkan kesenangan
2. Sabar ketika mendapatkan kesusahan.

Ketika menghadapi permasalahan, hendaknya kita mengembalikan semua urusan kepada Allah SWT, karena Dialah Zat yang menentukan semuanya.

Rasulullah SAW bersabda :
"Sebagai kejutan bagi seorang mukmin, Allah SWT tidak akan menentukan sesuatu kecuali Allah SWT lebih tahu tentang apa yang lebih baik baginya."

Sabar mengandung tiga hal, yaitu sabar untuk meninggalkan sesuatu yang haram. sabar dalam menunaikan ibadah dan kewajiban, serta sabar dalam menerima musibah dari Allah SWT.  Semua musibah merupakan kehendak Allah SWT. Dibalik kejadian yang menimpa, pasti terdapat hikmah yang sangat agung. (Al Misbah Al Munir, fi Tahzib Tafsir Ibnu Katsir, 1999:92-93)
TAFSIR AT TABARI

Pada ayat ini Allah mendorong manusia untuk menaati-Nya dan menghadapi sesuatu yang dirasa berat baik secara fisik maupun materi.  Maka seolah Dia berfirman :
"Wahai orang yang beriman, hendaklah kamu minta tolong dengan cara sabar dan shalat dalam melaksanakan ketaatan kepada-Ku, menunaikan berbagai hukum yang Aku tetapkan, baik hukum yang telah dihapus maupun hukum yang masih berlaku... sekalipun kamu merasa berat karena perkataan batil dari orang kafir yang dilontarkan kepada kamu.  Atau terasa berat secara fisik dalam melaksanakannya, atau secara materi dalam melawan musuh-musuhmu di jalan-Ku.

Hendaklah kamu bersabar karena Aku semata dalam menghadapi sesuatu yang tidak disenangi dan dirasa berat oleh kamu.  Kemudian, hendaklah kamu berlindung dari perkara-perkara yang mengerikan, dengan cara melakukan shalat karena Aku semata. Karena dengan kesabaran atas perkara-perkara yang tidak disenangi, kamu akan mendapatkan keridhoan-Ku.  Dan dengan melakukan sholat karena-Ku, kamu akan meraih apa yang kamu cari dan akan memperoleh apa yang kamu butuhkan di sisi-Ku.

Sesungguhnya Aku bersama dengan orang-orang yang sabar dalam menunaikan kewajiban-kewajiban dari-Ku, dan sabar dalam meninggalkan maksiat kepada-Ku.  Aku akan menolong, menjaga, serta melindungi mereka, sehingga mereka dapat memperoleh apa yang dicari dan dicita-citakan." (Tafsir At-Tabari , jilid II, 2001:697-698).


Khasanah Pengetahuan

Seseorang yang berada dalam rangka meraih ridho Allah, memikirkan bukti-bukti yang menuntun kepada iman, memelihara perintah Allah, akhirat, kematian, dan merenungkan nikmat yang telah Allah berikan kepadanya dalam kehidupan ini, balasannya akan mendapatkan pertolongan Allah.

Orang beriman tidak pernah lupa bahwa Allah telah menciptakan setiap situasi yang dialami manusia disepanjang hari-harinya.  Tujuan penciptaan tersebut adalah agar kita bersabar atau menggunakan pikiran kita untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang paling disukai Allah.
(Harun Yahya, 24 jam dalam kehidupan muslim, 2003).
Balasan atas perbuatan sabar
Balasan atas perbuatan sabar dijanjikan oleh Allah dalam Al-Qur’an surat Al Nahl ayat 96 :

96. apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. dan Sesungguhnya Kami akan memberi Balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (Al Nahl : 96)
                                          
10. Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (Al Zumar : 10)

Sabar berbeda dengan takut. Orang sabar adalah orang yang mampu menahan amarahnya ataupun luapan emosinya yang mengantarkannya kepada perbuatan atau tingkah laku yang buruk. Sedangkan takut, bukan menahan amarah melainkan karena memang ia tidak mampu atau gentar menghadapi sesuatu yang dianggap berbahaya.
Dalam Al-Qur’an tedapat banyak ayat yang berisi tentang konsep kesabaran. Dalam buku Himpunan dalil dalam Al-Qur’an & Hadits cara mudah menemukan dalil, jilid 4 hal 168 menjabarkan beberapa ayat yang berkaitan dengan konsep sabar. Namun karena banyak ayat yang hampir sama maka penulis membaginya kedalam beberapa sub-sub pokok konsep kesabaran.
Diantaranya :
ü  Ayat Al-Qur’an tentang Sabar dalam Ketaatan
ü  Ayat Al-Qur’an tentang Sabar dalam Menghadapi Kemaksiatan
ü  Ayat Al-Qur’an tentang Sabar dalam Mengingat Perbuatan Dosa
ü  Ayat Al-Qur’an tentang Sabardalam Meghadapi Kesulitan



Ayat Al-Qur’an tentang Sabar dalam Ketaatan

            Setiap muslim diharuskan sabar dalam menjalankan dan melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT. Sabar seperti ini dapat dibangkitkan denngan mengingat janji Allah akan pahala yang segera datang kepada orang yang sabar.
            Orang yang senantiasa berada dalam kesabaran seperti ini dapat mencapai derajat kedekatan kepada Allah. Jika telah mencapai tempat atau kedudukan derajat dekat dengan Allah, orang tersebut akan merasakan puncak kenikmatan yang tiada tara.
            Telah menjadi teladan kisahnya Nabi Ayub as., beliau adalah seorang nabi yang diuji menderita penyakit kulit di sekitar tubuhnya selama 18 tahun, anak-anaknya meninggal, hartanya habis, bahkan istri-istrinya pun ikut menjauhinya kecuali satu.
            Namun, berkat kesabaran dan keteguhan imannya, Nabi Ayub bisa melewati semua ujian yang Allah berikan kepadanya dan Allah memberikan karunia yang berlimpah dan luar biasa kepanya. Dalam Firman Allah

84. Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah. (Al Anbiya : 84)

            Ketika ada seseorang yang beriman kepada Allah, maka sungguh Allah tidak akan membiarkannya begitu saja tanpa diberi cobaan, tentu Allah akan mencobanya/mengujinya sehingga Allah mengetahui apakah keimanannya itu sungguh-sungguh atau hanya dusta belaka.

2. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? (Al Ankabut : 2)

31. dan Sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu. (Muhammad : 31)

            Sabar dalam ketaatan kepada Allah tidaklah sia-sia. Tidak akan menyesal orang yang bersabar dalam melaksanakan ketaatannya kepada Allah SWT.



Ayat Alquran tentang Sabar dalam Menghadapi Kemaksiatan

Sabar dalam menghadapi kemaksiatan dapat terwujud dengan menjauhkan diri dari tempat-tempat yang menjurus ke arahnya. Di samping itu, cegah dan pelihara hati agar tidak cenderung kepada hal-hal yang membawa kepada kemaksiatan. Pahala orang yang dihadapkan dengan kemaksiatan kemudian dia bisa sabar, yaitu mendapat bonus 900 derajat disisi Allah.
Dalam kisahnya Nabi Yusuf as., ketika itu beliau telah menjadi seorang pemuda yang sangat tampan (separuh dari ketampanan dunia di miliknya). Beliau di upadayai oleh seorang perempuan yang tak lain adalah ibu angkatnya yang meramutnya sampai menjadi seorang pemuda, yaitu Zulaikha, istri dari Kitfir, seorang mentri kerajaan Mesir yang tertarik menggoda mengharapkan bercinta dengan Yusuf.
Awalnya Yusuf hampir tergoda karena memang godaannya itu demikian besarnya sehingga sekiranya Yusuf tidak dikuatkan dengan keimanan kepada Allah, tentu beliau jatuh ke dalam kemaksiatan.

23. dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan Dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: "Marilah ke sini." Yusuf berkata: "Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik." Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung. (Yusuf : 23)

24. Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata Dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya[750]. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu Termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.

[750] Ayat ini tidaklah menunjukkan bahwa Nabi Yusuf a.s. punya keinginan yang buruk terhadap wanita itu (Zulaikha), akan tetapi godaan itu demikian besanya sehingga andaikata Dia tidak dikuatkan dengan keimanan kepada Allah s.w.t tentu Dia jatuh ke dalam kemaksiatan.


Demikian tadi sekilas dari kisah Nabi Yusuf yang sangat panjang, yang memang benar ketika Allah mencoba seseorang dengan kemaksiatan, ada 2 pilihan bagi seseorang itu. Dia terjerumus ke dalam kemaksiatan itu dan mengalahkan keimanan yang ada di dalam dirinya, atau dia menang melawan kemaksiatan itu dan bertambah kuat keimanannya.


Ayat Alquran tentang Sabar dalam Mengingat Perbuatan Dosa

Dengan mengingat perbuatan dosa yang telah dilakukan dapat memacu diri agar senantiasa berbuat lebih baik. Diri merasa jijik atau cemas jika perbuatan dosa itu terulang kembali. Kesabaran seperti ini akan memuliakan pelakunya dan enggan melakukan dosa yang telah dilakukan.
Teringat dengan kisahnya Nabi Musa yang pernah membunuh orang qibti dari golongan Fir’aun, beliau tidak menerima perlakuan orang qibti memaksa pada seorang dari golongannya (bani israil). Seperti dalam firman Allah berikut ini.

15. dan Musa masuk ke kota (Memphis) ketika penduduknya sedang lengah[1115], Maka didapatinya di dalam kota itu dua orang laki-laki yang ber- kelahi; yang seorang dari golongannya (Bani Israil) dan seorang (lagi) dari musuhnya (kaum Fir'aun). Maka orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya, untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya itu. Musa berkata: "Ini adalah perbuatan syaitan[1116] Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang menyesatkan lagi nyata (permusuhannya).(Al Qhasash : 15)

[1115] Maksudnya: tengah hari, di waktu penduduk sedang istirahat.
[1116] Maksudnya: Musa menyesal atas kematian orang itu disebabkan pukulannya, karena Dia bukanlah bermaksud untuk membunuhnya, hanya semata-mata membela kaumnya.

Nabi Musa sangat menyesali atas kematian orang itu karena pukulannya, sebab sebenarnya beliau tidak bermaksud untuk membunuhnya, tetapi hanya semata-mata membela kaumnya. Kemudian di ayat selanjutnya Nabi Musa bertaubat memohon ampun kepada Allah. Allah mengabulkan doanya dan beliau diampuni.

16. Musa mendoa: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku telah Menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku". Maka Allah mengampuninya, Sesungguhnya Allah Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al Qhasash : 16)


Ayat Alquran tentang Sabar dalam Menghadapi Kesulitan

Kesabaran dalam menghadapi kesulitan dapat berupa penyakit atau musibah yang datang dari Allah atau kesulitan yang datang disebabkan oleh manusia. Sabar dalam menghadapi penyakit atau musibah dilakukan dengan menghindari kesedihan dan penyesalan yang berlebihan. Orang yang bisa melewati cobaan ini dengan penuh kesabaran, maka Allah akan menghapus dosa-dosanya. Firman Allah Swt sebagai berikut.

155. dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"[101].
157. mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (A Baqarah : 155-157)

[101] Artinya: Sesungguhnya Kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah Kami kembali. kalimat ini dinamakan kalimat istirjaa (pernyataan kembali kepada Allah). Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa marabahaya baik besar maupun kecil.

Sungguh Rasulullah SAW, beliau pernah, bahkan sering dicoba oleh Allah dalam berbagai bentuk cobaan. Ketika beliau berperang dalam perang Badar, beliau dicoba dengan rasa takut yang sangat karena melihat jumlah musuh yang jauh tiga kali lipat lebih banyak dari pada kaum muslimin.
Saat itu, kaum muslimin berjumlah 313, sedangkan musuh berjumlah 1000. Namun, Allah tidak tinggal diam. Allah memberi pertolongan kepada Rasulullah dan kaum muslimin di saat kesabaran Rasulullah sudah di ujung kepasrahan.
Beliau berdoa kepada Allah, ”Ya Allah. Jika kami kalah dalam perang, maka tidak akan ada seorangpun di muka bumi ini yang akan menyembah pada Engkau” (HR. Muslim, juz 5). Sehingga, perang Badar berakhir dengan kemenangan bagi kaum muslimin.




Kesimpulan

Kata Al-Shabur terambil dari akar kata yang terdiri dari huruf- huruf shad, ba, dan ra. Maknanya berkisar pada tiga hal. Pertama Menahan, kedua Ketinggian sesuatu dan ketiga, Sejenis batu.
Allah Swt menuntut kepada kita agar menjadikan sabar dan sholat sebagai penolong dalam melaksanakan perintah-Nya dan menjalankan syari’at-Nya.
Di dalam menghadapi tantangan dan cobaan hidup, kesabaran amat penting untuk membentuk pribadi yang unggul. Oleh sebab itu, orang yang menjadikan sabar dan syukur  sebagai pondasi dalam menjalani kehidupan, mereka tidaklah rugi, melainkan untung, baik di dunia maupun di akhirat.
Demikian penjelasan mengenai ayat Alquran tentang sabar. Semoga pemaparan tersebut dapat bermanfaat bagi Anda, agar menjalani kehidupan ini penuh dengan kesabaran untuk mencapai kebahagian dunia dan akhirat.



[1] Prof. M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Ciputat, Penerbit Lentera Hati, 2000) hal. 339
[2] Prof. M. Quraish shihab, Menyingkap Tabir ilahi Asma al Husna dalam Perspektif Al-Quran (Jakarta, Penerbit Lentara Hati, Cetakan VII, 2005) hal. 443

Tidak ada komentar:

Posting Komentar