my blog's

Minggu, 13 Mei 2012

santri abangan priyayi


ABANGAN, SANTRI, PRIYAYI
Dalam Masyarakat Jawa
Oleh Clifford Geertz
Mojokuto, kota kecil di bagian Jawa Timur yang menjadi tempat penelitian atau studi oleh Clifford Geertz merupakan daerah yang subur dan dekat dengan gunung berapi. Masyarakat Jawa di Mojokuto dilihatnya sebagai suatu sistem sosial, dengan kebudayaan jawanya yang akulturatif dan agamanya yang sinkretik, yang terdiri atas tiga sub kebudayaan Jawa yang masing-masing merupakan struktur-struktur sosial yang berlainan. Struktur-struktur sosial yang di maksud adalah Abangan (yang intinya berpusat di pedesaan), Santri (yang intinya berpusat di tempat perdagangan atau pasar), Priyayi (yang intinya berpusat di kantor pemerintahan di kota). Adanya tiga sruktur sosial yang berlainan ini menunjukkan bahwa di balik kesan yang di dapat dari pernyataan bahwa penduduk mojokuto itu Sembilan puluh persen beragama islam, sesungguhnya terdapat variasi dalam system kepercayaan, nilai dan upacara yang berkaitan dengan masing-masing struktur sosial tersebut.
Ada dua jawatan pemerintah yang utama di Mojokuto, karena kota itu sekaligus merupakan kota kawedanan dan kecamatan. Kecamatan, tingkat terbawah yang bisa di jangkau oleh birokrasi nasional yang seluruhnya diangkat memerintah 18 desa, semuanya terletah dalam jarak 15 km dari kota. Kawedanan memerintah 5 kecamatan yang berdampingan termasuk kecamatan Mojokuto sendiri. Selanjutnya kawedanan itu berada di bawah pemerintah daerah (kabupaten), yang ibukotanya ialah Bragang.
Lima jenis mata pencaharian utama yaitu petani, pedagang kecil, pekerja tangan yang bebas, buruh kasar, dan pegawai, guru atau adsministratur, mewakili penduduk Jawa asli di Mojokuto dikelompokkan menurut kegiatan konomi mereka.
Di tiga lingkungan yang berbeda itu seperti pedesaan, kantor, dan kantor pemerintahan yang dibarengengi dengan latar belakang sejarah kebudayaan yang berbeda seperti yang berkaitan dengan masuknya agama serta peradaban dan hindu di jawa. Dan telah mewujudkan adanya : Abangan yaitu yang menekankan pentingnya aspek-aspek animistik, Santri yaitu yang menekankan aspek-aspek islam dan Priyayi yaitu yang menekankan aspek-aspek Hindu.
Abangan, Santri dan priyayi yang walaupun masing-masing merupakan sruktur-sruktur sosial yang berlainan tetapi masing-masing saling melengkapi satu sama lainnya dalam mewujudkan adanya sistem sosial Jawa yg berlaku umum di Mojokuto.
Agama bukan hanya memainkan peranan bagi terwujudnya integrasi, tetapi juga memainkan peranan memecah belah dalam masyarakat. Orang Jawa saling menjalin hubungan yang menjadi suatu jaringan kompleks dan bercabang-cabang serta terjalin dengan bagus sekali dan menelusupi celah-celah kecil kehidupan pribumi. Kehidupan perdagangan pribumi adalah pasar, dimana setiap hari ratusan pedagang dan spekulan Jawa baik professional maupun semi professional, laki-laki maupun perempuan tawar menawar dengan sengit dalam suatu usaha mati-matian untuk memperoleh nafkah hidup secara antar pribadi.
Tiga tipe kebudayaan ini adalah Abangan, santri, dan priyayi. Tradisi keagamaan Abangan yang terutama sekali terdiri dari pesta keupacaraan yang di sebut Slametan, kepercayaan yang kompleks dan rumit terhadap mahluk halus, dan seluruh rangkaian teori dan praktek pengobatan, sihir dan magi adalah subvarian pertama dalam system keagamaan orang jawa yang umum.
Islam yang lebih murni ini merupakan subtradisi yang disebut Santri, yang tidak saja terdiri dari pelaksanaan yang cermat dan teratur atas pokok peribadatan Islam seperti sembahyang, puasa, haji, tetapi juga suatu keseluruhan yang kompleks dari organisasi sosial, kedermawanan dan politik Islam.
Priyayi asal mulanya hanya diistilahkan bagi kalangan aristokrasi turun temurun yang oleh Belanda dicomot dengan mudah dari raja-raja pribumi yang ditaklukkan untuk kemudian diangkat sebagai pejabat sipil yang digaji. Elit pegawai ini, yang ujung akar-akarnya terletak pada kraton Hindu-Jawa sebelum masa kolonial, memelihara dan mengembangkan etiket kraton yang sangat halus, kesenian yang sangat komleks dalam tarian, sandiwara, music, dan sastra, dan mistisme Hindu-Budhas. Mereka tidak menekankan pada elemen animistis dari sinkretisme Jawa yang serba melingkupi seperti kaum Abangan, tidak pula menekankan pada elemen Islam sebagaimana kaum Santri, tetapi menitikberatkan pada elemen Hinduisme.
Akibatnya kultur kraton yang tradisional makin diperlemah. Sekalipun demikian, varian Priyayi tidak saja tetap kuat bertahan di kalangan anasir masyarakat yang lebih konservatif, tetapi juga memainkan peranan dalam membentuk pandangan dunia, etika dan tingkah laku sosial anasir yang bahkan paling diperbarat dalam kelompok pegawai yang masih dominan itu. Sopan santun yang halus, seni tinggi, dan mistisme intuitif masih tinggal sebagai karakteristik utama elit jawa. Dan sekalipun sudah makin menipis dan mengalami penyesuaian dengan keadaan yang sudah berubah, gaya hidup Priyayi masih tetap jadi model tidak saja untuk kalangan elit tapi dengan berbagai jalan juga menjadi model bagi seluruh masyarakat.
Abangan, yang mewakili suatu titik berat pada aspek animistis dari sinkretisme jawa yang melingkupi semuanya, dan secara luas dihubungkan dengan elemen petani. Santri yang mewakili suatu titik berat pada aspek Islam dari sinkretisme itu dan umumnya dihubungkan dengan elemen dagang dan priyayi, yang menekankan pada aspek-aspek Hindu dan dihubungkan dengan elemen demokratik semuanya ini. Semuanya itu bukanlah jenis yang diada-adakan, tetapi merupakan istilah dan penggolongan yang diterapkan oleh orang jawa sendiri. Ketiganya memberikan indikasi tentang cara orang Jawa di Mojokuto sendiri memahami situasi.
Pertama-tama kalangan abangan benar-benar tidak acuh terhadap doktrin, terpesona oleh detail keupacaraan, sementara di kalangan santri perhatian terhadap doktrin hamper seluruhnya mengalahkan aspek ritual Islam yang telah menipis. Seorang abangan tahu kapan harus menyelenggarakan slametan dan apa yang harus jadi hidangan pokoknya, bubur untuk kelahiran, apem untuk kematian.
Untuk kalangan santri, peribadatan pokok adalah penting juga, khususnya sembahyang, yang pelaksanaannya secara sadar dianggap baik oleh kalangan santri maupun non santri sebagai tanda yang istimewa seorang yang benar-benar santri. Tetapi hal itu tidak begitu banyak dipikirkan. Peribadatan itu, dalam keadaan apa pun, sederhana saja. Yang menjadi perhatian kalangan santri adalah doktrin Islam, terutama sekali penafsiran moral dan sosialnya.
Tetapi bahkan di pedesaan, seorang santri berbeda dari seorang abangan tidak saja dalam pernyataannya sendiri bahwa secara keagamaan ia lebih tinggi dari yang terakhir itu, tetapi juga dalam realisasinya, betapapun kaburnya, bahwa dalam Islam yang menjadi masalah keagamaan yang utama adalah doktrin dan dalam setiap hal santri pedesaan selalu mengikuti kepemimpinan kota.
Perbedaan kedua yang jelas antara varian keagamaan abangan dan santri terletak dalam masalah organisasi sosial mereka. Untuk kalangan abangan unit sosial yang paling dasar tempat hampir semua upacara berlangsung adalah rumah tangga. Seorang pria, istrinya dan anak-anaknya. Adalah rumah tangga ini yang mengadakan slametan, dan para kepala rumah tangga jugalah yang datang mengikuti slametan itu, untuk kemudian membawa pulang sebagian makanan bagi anggota keluarganya yang lain.
KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam kehidupan masyarakat Mojokuto terdapat tiga varian keagamaan yang tercakup dalam struktur sosial yang sama dan memegang banyak nilai yang sama. Dalam masyarakat Mojokuto, agama tidak hanya memainkan peranan yang intergratif dan menciptakan harmoni sosial saja dalam masyarakat, tapi juga peranan memecah, dan dengan begitu mencerminkan perimbangan antara kekuatan integrative dan desintegratif yang ada dalam tiap system sosial.
Pengamatan Geertz tentang Mojokuto terkait profesi penduduk setempat, penggolongan penduduk menurut pandangan masyarakat Mojokuto berdasarkan kepercayaan, preferensi etnis dan pandangan politik, dan ditemukannya tiga inti struktur sosial yakni desa, pasar dan birokrasi pemerintah yang mencerminkan tiga tipe kebudayaan: abangan, santri dan priyayi. Struktur sosial desa biasanya diasosiasikan kepada para petani, pengrajin dan buruh kecil- yang penuh dengan tradisi animisme upacara slametan, kepercayaan terhadap makhluk halus, tradisi pengobatan, sihir dan magis menunjuk kepada seluruh tradisi keagamaan abangan. Sementara pasar terlepas dari penguasaan etnis Cina yang tidak menjadi pengamatan Geertz- diasosiasikan kepada petani kaya dan pedagang besar dari kelompok Islam berdasarkan kondisi historis dan sosial di mana agama Timur Tengah berkembang melalui perdagangan dan kenyataan yang menguasai ekonomi Mojokuto adalah mereka memunculkan subvarian keagamaan santri. Yang terakhir adalah subvarian priyayi. Varian ini menunjuk pada elemen Hinduisme lanjutan dari tradisi Keraton Hindu-Jawa. Sebagaimana halnya Keraton (simbol pemerintahan birokratis), maka priyayi lebih menekankan pada kekuatan sopan santun yang halus, seni tinggi, dan mistisisme intuitif dan potensi sosialnya yang memenuhi kebutuhan kolonial Belanda untuk mengisi birokrasi pemerintahannya.
Geertz mencoba menyimpang dari tradisi antropologi sebelum itu yang memberi perhatian utama kepada kelompok suku, atau permukiman di sebuah pulau terpencil, komunitas kecil petani atau penggembala, atau suku-suku terasing yang cenderung menghilang. Mojokuto dipilih untuk memberikan kontras
terhadap kecenderungan tersebut, karena kota kecil itu mempunyai penduduk yang melek huruf, dengan tradisi yang tua, urban, sama sekali tidak homogen serta sadar dan aktif secara politik.
Di sana tampak jelas kebudayaan bukanlah sesuatu yang serba utuh dan padu, melainkan penuh variasi dan diferensiasi yang sangat jauh dari pengertian kebudayaan sebagai kesatuan pola tingkah laku yang terdapat pada suatu kelompok orang, suatu definisi yang oleh Geertz dianggap lapidar tetapi tidak realistis.
Clifford Geertz, mempelajari dan memaknai perbedaan budaya lewat penelitian dengan menggunakan metodologi etnographi yang mendasarkan pada data – data hasil penelitian dari budaya, masyarakat, dan komunitas – komunitas tertentu. wilayah yang akan dikaji tersebut biasanya menghabiskan waktu setahun atau lebih, para peneliti diharuskan untuk hidup berdampingan dengan para penduduk lokal yang menjadi objek kajiannya dan mereka harus mempelajari mengenai kehidupan mereka. peneliti etnographi merupakan seorang peneliti partisipan/partisipatoris. mereka harus mengambil bagian atau menjadi bagian dari objek kajian mereka dan hal itu harus dipelajari karena hal ini akan banyak membantu untuk memahami perilaku dan pola pikir dari warga atau penduduk lokal.

soal dan jawaabn sosiologi agama


Nama   : Wisnu Wahyudin
No       : 4715101543
Soal dan Jawaban UTS Sosiologi Agama
1.      Struktur kemasyarakatan (societal structure) meliputi struktur ekonomi, politis, social, dan budaya. Menurut Anda, struktur mana yang paling penting? Berikan penjelasan lengkap dengan contoh-contohnya.
2.      Sesungguhnya manusia lebih takut kepada masyarakat daripada takut kepada Tuhan. Hakikatnya masyarakat adalah tuhan. Gunakan teori yang tepat untuk menjelaskan peryataan tersebut. Berikan penjelasan lengkap dengan contoh-contohnya.
3.      Kapitalisme adalah sebuah ideologi ekonomi yang memiliki plus-minus. Jelaskan apa plus-minus ideolodi tersebut.
4.      Etika Protestan dan jiwa kapitalisme sama-sama memiliki kekuatan untuk mengakumulasi modal. Jelaskan bagaimana hal itu terjadi.
5.      Bagi Karl Marx, agama merupakan alienasi karena itu harus ditnggalkan. Jelaskan alasan Marx tentang hal tersebut.


JAWABAN
1.      Struktur kemasyarakatan (social sturture)
Pengertian struktur sosial menurut kajian sosiologi, Struktur sosial adalah pola hubungan antar manusia dan antar kelompok manusia (menurut Coleman).
Struktur sosial adalah pola hubungan-hubungan, kedudukan-kedudukan, dan jumlah orang yang memberikan keanggotaan bagi organisasi manusia dalam kelompok kecil dan keseluruhan manusia (Calhoun,1997).
Struktur social ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian cara pandang :
a.       Struktur ekonomi
Jika dalam suatu masyarakat, faktor ekonomi merupakan salah satu hal yang dihargai maka memungkinkan terjadinya pelapisan atau stratifikasi sosial di bidang ekonomi. Orang-orang yang mampu memperoleh kekayaan akan menduduki lapisan atas. Istilah kaya identik dengan orang-orang yang memiliki banyak benda-benda bernilai ekonomi. Sebaliknya, mereka yang kurang atau tidak mampu akan menduduki lapisan bawah.

Pelapisan ekonomi dapat dilihat dari segi pendapatan, kekayaan dan pekerjaan. Kemampuan ekonomi yang berbeda-beda dapat menyebabkan terjadinya stratifikasi ekonomi. Orang-orang yang berpendapatan sangat kecil dan tidak memiliki harta benda akan menduduki lapsian bawah. Lapisan atas, misalnya konglomerat, pengusaha besar, pejabat dan pekerja profesional yang berpenghasilan tinggi. Lapisan bawah, misalnya gelandangan, pemulung, buruh tani dan orang-orang miskin lainnya.
Masyarakat sebenarnya telah mengenal pembagian atau pelapisan sosial sejak dahulu. Pada zaman dahulu, Aristoteles menyatakan bahwa didalam setiap negara selalu terdapat tiga unsur, yakni orang-orang kaya sekali, orang-orang melarat dan orang-orang kaya. Menurut Aristoteles, orang-orang kaya sekali ditempatkan dalam lapisan atas oleh masyarakat, sedangkan orang-orang melarat ditempatkan dalam lapisan bawah, dan orang-orang di tengah ditempatkan dalam lapisan masyarakat menengah.
Jadi, dengan struktur ekonomi yang tinggi, yang berarti orang yang memliliki ekonomi tertinggi di suatu masyarakat, maka secara tidak langsung ia menjadi seorang yang penting diwilayah tersebut. Sehingga dengan ekonomi yang melilmpah itulah seseorang terangkat derajatnya  dengan ekonomi yang dimilikinya.
b.      Struktur politik
Jika suatu masyarakat menjadikan factor politik sebagai suatu sistemkemasyarakatan disuatu daerah, maka orang yang lebih berwenang terhadap anggotanya (masyarakat) adalah orang yang memiliki kedudukan tinggi di bidang politik / pemerintahan. Presiden sebagai pemimpin Negara dan masyarakat merupakan orang tertinggi dan paling berpengaruh bagi masyarakatnya.
c.       Stuktur social
Stratifikasi sosial yang dimaksud disini adalah dalam arti yang lebih khusus misalnya stratifikasi berdasarkan tingkat dan jenis pendidikan serta jenis pekerjaan.
Dalam bidang pendidikan kita dapat menjumpai stratifikasi sosial yang tersusun berdasarkan tingkat pendidikan sebagai berikut:
1)   Pendidikan sangat tinggi (profesor, doktor)
2)   Pendidikan tinggi (sarjana)
3)   Pendidikan menengah (SMA)
4)   Pendidikan rendah (SD dan SMP)
5)   Tidak berpendidikan (buta huruf)

Stratifikasi di bidang pendidikan ini bersifat terbuka, artinya seseorang dapat naik pada lapisan pendidikan yang lebih tinggi jika dia mampu berprestasi.

Pelapisan yang berbentuk pelapisan sosial dapat kita temukan pula dalam bidang pekerjaan. Pelapisan sosial berdasarkan bidang pekerjaan berpatokan pada keahlian, kecakapan dan keterampilan.
Jadi, semakin tinggi tingkat pendidikan ataupun pekerjaan seseorang disuatu masyarakat, maka dialah yang mendapatkan peranan penting dalam suatu system kemasyarakatan.
d.      Struktur budaya
Struktur budaya suatu masyarakat akan berkembang seiring denganperkembangan suku bangsa. Pada dasarnya suku bangsa adalah sekelompok manusia yang mempunyai sejarah asal usul yang sama, serta memiliki strukturbudaya yang sama. Terbentuknya suku-suku bangsa terutama disebabkan adanyasekat-sekat alamiah yang memisahkan hubungan antara masyarakat yang satudengan masyarakat yang lain. Sekat-sekat alamiah itu misalnya bentuk kepulauan,pegunungan, sungai, ataupun bentuk-bentuk relief yang membuat komunikasiterhambat, sehingga memungkinkan masing-masing kelompok masyarakatmemiliki perkembangan budaya sendiri-sendiri. Contoh, konflik antarsuku bangsa yang mempunyai budaya yang berbeda, misalnya konflik di Ambon antara sukuasli dengan suku pendatang yang menguasai jaringan ekonomi sehinggamenimbulkan kesenjangan sosial yang berdampak terjadinya konflik.
Jadi, suatu masyarakat yang memiliki budaya yang lebih dominan dan mayoritas serta dianggap-lah yang menjadi peran utama dalam suatu amsyarakat.

Menurut saya, jika kita melihat kondisi masyarakat umumnya pada saat sekarang ini yang paling berpengaruh atau paling tinggi pengaruhnya di struktur kemasyarakatan adalah orang atau kelompok yang memiliki struktur kemaysarakatan dibidang ekonomi yang lebih tinggi diantara masyarakat sekitarnya. Karena dengan ekonomi yang tinggi tersebut dia bisa berkehendak sesuai kemauannya.
Contohnya:
Didaerah Pondok Cabe di lingkungan saya, didirikan sebuah gereja ditengah-tengah kalangan orang Islam, namun apa boleh buat, para demonstran yang sebagian besar berekonomi rendah yang mencoba menghentikan pembangunan gereja tersebut disuap dan dibungkam. Bahkan, preman-preman sekitar yang beragama Islam dijadikan sebagai penjaga Gereja tersebut.
      Hal ini membuktikan bahwa di masyarakat yang paling dominan adalah orang berekonomi tinggi.
2.      Agama yang berlandaskan Tuhan dan wahyu pada hakekatnya adalah yang paling tertinggi didalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan manusia selaku masyarakat harusnya tunduk dan patuh terhadap Tuhan. Namun, fenomena yang terjadi sekarang adalah manusia lebih takut kepada masyarakat daripada takut kepada Tuhan. Hakikatnya masyarakat adalah tuhan.
Rasa takut manusia terhadap masyarakat lebih besar dibanding rasa takutnya manusia pada Tuhan sehingga hakikatnya masyarakat adalah Tuhan itu dikarenakan peran masyarakat begitu penting pada kehidupan manusia,  eksistensi masyarakat lebih terlihat nyata dibanding dengan eksistensi Tuhan yang ghoib. Masyarakat adalah wujud dari eksistensi Tuhan yang terlibat aktif dalam kehidupan manusia, orang menjadi besar itu juga peran masyarakat  yang mendukung, pemilihan umum yang diikut sertakan adalah masyarakat maka ada statement bahwa suara rakyat yang bisa diartikan juga masyarakat adalah suara Tuhan.
Jadi, mengapa manusia lebih takut kepada masyarakat ketimbang Tuhan dikarenakan masyarakat mampu mengubah kehidupan manusia secara real tanpa adanya campur tangan Tuhan

3.      Kelebihan dan kekurangan system Kapitalis
Dalam segala hal pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Begitu juga dengan system kapitalis yang meyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Demi prinsip tersebut, maka pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama, tapi intervensi pemerintah dilakukan secara besar-besaran untung kepentingan-kepentingan pribadi. Walaupun demikian, kapitalisme sebenarnya tidak memiliki definisi universal yang bisa diterima secara luas. Beberapa ahli mendefinisikan kapitalisme sebagai sebuah sistem yang mulai berlaku di Eropa pada abad ke-16 hingga abad ke-19, yaitu pada masa perkembangan perbankan komersial Eropa di mana sekelompok individu maupun kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat memiliki maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal, seperti tanah dan manusia guna proses perubahan dari barang modal ke barang jadi. Untuk mendapatkan modal-modal tersebut, para kapitalis harus mendapatkan bahan baku dan mesin dahulu, baru buruh sebagai operator mesin dan juga untuk mendapatkan nilai lebih dari bahan baku tersebut.
Plus Minus dari Kapitalisme
Kapitalisme berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat, terutamamasyarakat desa. Karl Marx mengemukkan bahwa dalam sistem kapitalisme,petani pedesaan akan menglami pucak kematian. Petani yang semulamemproduksi barang dengan alat prduksinya sendiri, secara perlahan berubahmenjadi kapitalis kecil di satu pihak dan berubah menjadi buruh upahan dipihak lain. Dalam perjalanan kapitalisme ini, mayoritas petani akan berubahmenjadi proletariat. Konsepsi Marx ini kemudian diperjelas oleh Lenin yangmenyebutnya sebagai proses diferensiasi petani. Diferensiasi ini munculkarena makin berkembangnya kelas menengah pedesaan di satu pihak dankelas proletariat pedesaan di lain pihak. Kelas proletariat ini tidak memilikitanah dan hanya bekerja sebagai buruh upahan. Menurut Kautzky, kapitalisme pedesaan memang dapatmeingkatkan prduksi pertanian, tetapi tidak harus menggusur petani kecil.Dalam kasus Eropa barat, industri pertanian tidak dengan sendirinyamenghancurkan pertanian rakyat. Kedua jenis produksi itu justru salingmenunjang (Harris dalam Arif Purnomo, 2007:36).Sementara itu, TheodoreShanin mendukung pernyataan Lenin bahwa kapitalisme telah menyebabkandiferensiasi dan ketidakadilan sosial ekonomi di pedesaan. Proses ini terjadidalam pengertian mobilitas rumah tangga petani dalam periode tertetu. Cirikhas dari berbagai mobilitas petani adalah mobilitas siklus dan mobilitas kesegala arah yang memiliki tingkatan an tidak dalam bentuk polarisasi.Ernesto Laclau, menyatakan bahwa berasarkan penelitiannya diAmerika Latin, kapitalisme justru masih melanggengkan cara produksikapitalis. Antara dua cara prduksi ini saling terkait yang ia namakan“subordinasi”, yakni cara produksi prakapitalis menjadi subordinasi caraproduksi kapitalis. Masyarakat petani tidak mengalami kehancuran akibatperkembangan kapitalisme kolonial, tetapi terintegrasi dalam hubungan subordinasi.Masyarakat petani menjadi sumber tenaga kerja murah untuk perkebunan dan sekaligus menghasilkan komoditas untuk pasar colonial.
Dikaitkan dengan kolonialisme, kapitalisme secara tidak langsungtelah menyebabkan terjadinya kolonialisme dan imperialisme di Indonesia.Hal ini disebabkan Indonesia memiliki kekayaan, baik alam ataupun tenagamanusia yang menjadi komoditas perdagangan dan kebutuhan bagi bangsabarat. Indonesia kaya akan barang tambang, sehingga Indonesia dijadikansasaran dalam pencarian barang baku serta pemasaran barang-barang industri.Berkaitan dengan masalah kapitalisme dan kolonialisme, padadasarnya keberadaan kolonialisme tidak dapat dilepaskan dari kapitalisme.Ibaratnya, kolonialisme adalah anak dari kapitalisme.
Adanya kapitailsme menyebabkan adanya upaya dari bangsa Eropa mengambil kekayaan daerahtersebut sebagai upaya untuk mendapatkan keuntungan dan kekayaan.Salahsatu upaya mendapatkan kekayaan dari daerah baru tersebut adalah denganmenguasainya.Dalam perkembangannya, kapitalisme telah berkembang sedemikianrupa sehingga menjelma sebagai pemicu munculnya beragam aktivitasekonomi baru dan menjadi pertanada perkembangan kehidupan masyarakatyang semakin kompleks.Adanya kapitalisme telah memunculkan satu budayabaru di kalangan masyarakat, yakni budaya konsumerisme.Dalamperkembangannya, perilaku konsumtif berkembang menjadi sebuah system pemikiran yang disebut dengan konsumerisme.Konsumerisme adalahpenyamaan kebahagiaan personal dengan membeli harta benda (material possession) dan konsumsi.Dalam konsumerisme, tak ada kebahagiaan kecualidengan memiliki kerajaan materi.Karena kekayaan materi adalah perhatiansentral dalam akidah konsumerisme.Perilaku konsumtif dengan demikianbersifat belebih-lebihan, digunakan untuk kepentingan belaka, membelibarang-barang yang tidak dianggap perlu untuk kepuasan sesaat.
Kapitalisme lanjut memanifestasikan rasio instrumental sebagai instrumen penyeragaman dan pembendaan kesadaran manusia denganmenciptakan kebutuhan-kebutuhan palsu.Donny Gahral Adian menjelaskanbahwa kapitalisme lanjut melumpuhkan kesadaran kritis para pekerja dengan memenuhi semua kebutuhan fisiologis dan psikologis mereka, dari makanansampai seks.Mereka tidak hanya menyediakan kebutuhan, melainkan juga menciptakan kebutuhan lewat iklan-iklan yang hipnotizing.Hal inimenyebabkan masyarakat menjadi boeka-boneka konsumtif yang proaktif mengonsumsi produk-produk secara tidak kritis.Individu dalam masyarakat kapitalisme lanjut disampingkan darikebutuhan sejatinya, yakni menjadi individu yang otonom, kreatif,independen, dan merajut sejarah mereka sendiri.Individu dalam masyarakatkapitalisme lanjut berpikir mereka bebas, namun mereka menipu diri mereka sendiri.

4.      Etika Protestan dan Jiwa Kapitalisme sama-sama memiliki peran atas terciptanya akumulasi modal itu terjadi karena :
 ada 4 doktrin protestan dalam aliran calvinisme yaitu
1. orang yang masuk syurga ialah orang kaya
2.orang yang selalu bekerja keras
3.hemat
4.menabung
Dari 4 doktrin di atas lah yang memicu seorang protestan untuk berpacu mencari modal dengan penuh semangat, karena doktrin yang mengandung unsur agama memiliki sentiment yang kuat sehingga dalam mengakumulasikan modal lebih cepat terwujud.
Dan semangat kapitalisme juga memiliki andil yang sama dalam mengakumulasikan modal, dengan jiwa kapitalisme yang rasional kita akan mudah menghasilkan akumulasi modal karena menurut weber seseorang yang dianggap selamat ialah orang yang sukses dalam kehidupan dunianya kerena menurutnya kegiatan duniawi telah memperoleh makna spiritiual dan moral.

5.      Alienisasi atau dalam Bahasa Indonesia bisa diartikan menjadi proses menuju keterasingan, adalah teori yang dikeluarkan oleh Karl Marx tentang munculnya sebuah keadaan dimana buruh atau proletar mendapatkan sebuah keadaan yang terasing dari kehidupanya. Ia percaya bahwa Alienisasi adalah hasil dari eksploitasi Kapitalisme terhadap buruh dengan mengartikanya sebagai modal.
Marx menganggap bahwa agama adalah sebuah candu yang akan memberi pengaruh fantasi akan hari depan sebagai sebuah harapan subsitusi kehidupanya saat ini. Agama juga kadang-kadang sebagai alasan suatu gerakan eksploitasi masyarakat yang menyudutkan gerakan buruh memihak hak-hak kerjanya. Memang beberapa pemuka agama melakukan hal-hal pesanan tersebut, inilah yang membuat orang-orang kepercayaan dan mengkhianati kepercayaan para buruh ini menjadi ular berkepala dua guna mendapatkan keuntungan pribadinya. Namun, gerakan kaum agama yang mendukung buruhpun juga terhitung. Merekalah yang mencoba untuk mengembalikan pemikiran masyarakat dan dengan ajaran mereka, buruh atau siapapun yang terbilang proletar tidak perlu mengkhawatirkan agama hanya akan menjadi fantasi subsitusi mereka melainkan sebagai sebuah gerakan yang akan membuat mereka lebih baik dan punya nilai lebih perundingan di hadapan si majikan.
Marx menilai alienasi sebagai sesuatu yang inheren dalam indusrialisasi/modernisasi. Alienasi merupakan ciri sekaligus sindrom masyarakat modern. Mereka terasing dari diri dan lingkungannya. Mereka menjadi pasif, tidak berdaya, dan senantiasa berada dalam situasi yang menjemukan.
Mengingat sumber adanya alienasi itu adalah dominasi kelas borjuis (pemilik modal), maka jalan keluarnya, tulis Marx, ialah menghapuskan kelas borjuis tersebut melalui revolusi yang akan membidani lahirnya zaman sosialisme lantas komunisme, yakni suatu masyarakat sama rata sama rasa sebagaimana zaman sebelum ada negara. Hal itu berartimenggantikan sistem ekonomi kapitalisme dengan sosialisme- komunisme.
Menurut Marx, mengingat ekonomi merupakan pondasi atau faktor penentu segala hal, termasuk di dalamnya agama, maka agama dengan demikian berada di atas pondasi ekonomi kapitalistik yang eksploitatif yang melahirkan kepincangan sosial dan keterasingan tersebut. Agama telah mengabdi pada kepentingan ekonomi itu dengan cara dua hal; pertama sebagai alat justifikasi teologis bagi berlangsungnya kondisi yang menghisap dan kedua penekanannya pada dunia transendal dan kebahagiaan hidup setelah mati telah mengalihkan perhatian masyarakat dari penderitan dan kesulitan hidupnya. Agama dalam hal ini hanya merupakan eksprsi keterasingan manusia industri belaka.

resume skripsi 2


Nama                                      : Shafira Qisti Maylina
No. Registrasi                : 4715102518
Tugas                            : Pengantar Metodologi Penelitian

KETERANGAN
SKRIPSI I
SKRIPSI II
SKRIPSI III
JUDUL SKRIPSI
Implementasi Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus di SDN Jatirasa III Bekasi)
Implementasi Paradigma Pendidikan Islam Transformatif Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMP Negeri 50 Jakarta
Implementasi Strategi Pembelajaran Guru Pendidikan Agama Islam di SMAN Se-Jakarta Timur
MASALAH
-          Apakah langkah-langkah, metode, dan teknik yang digunakan dalam penerapan CTL pada PAI?
-          Apakah faktor penghambat dan pendukung dalam penerapan CTL pada PAI ?
-          Bagaimanakah model pendidikan transformatif dalam proses pembelajaran PAI ?
-          Bagaimanakah implementasipendidikan islam transformatif dalam proses pembelajaran PAI di SMP Negeri 50 ?
-          Bagaimana implementasi strategi metode pembelajaran guru PAI di SMAN se-Jakarta Timur?
-          Strategi pembelajaran agama islam apa yang digunakan di sekolah?
TEORI/ KONSEP
-          CTL dalam pebelajaran KBK :
a.       Paradigma pembelajaran menurut KBK
b.      Pengertian pendekatan CTL
c.       Teori yang melandasi pendekatan CTL
d.      Prinsip dan tujuan pendekatan CTL
e.       Strategi pendekatan konteksual
f.       Komponen pendekatan kontekstual
g.      Karakteristik pendekatan kontekstual ( Guru dan Siswa )
h.      Keistimewaan pendekatan CTL
i.        Pembelajaran PAI melalui pendekatan CTL
-          PAI Sebagai Pendidikan Sikap :
a.       Pengertian PAI
b.      Ruang Lingkup PAI
c.       Dasar-dasar pelaksanaan PAI
d.      Fungsi dan Tujuan PAI
e.       Standar kompetensi PAI
f.       Pendekatan pembelajaran dan penilaian PAI
-          Pendidikan Transformatif
-          Aspek-aspek Pendidikan Transformatif :
a.       Revolusi teknologi
b.      Perubahan pribadi
c.       Perubahan dalam organisasi
-          Keterkaitan Aspek-aspek pendidikan Transformatif dengan proses pembelajaran :
a.       Guru
b.      Siswa
c.       Kurikulum
-          Paradigma Pendidikan Transformatif Perspektif Islam
-          Model Paradigma Pendidikan Islam dan Paradigma Konvensional :
a.       Paradigma islam Transformatif
b.      Paradigma Tradisionalis
c.       Paradigma Fundamentalis
d.      Paradigma Modernis
e.       Paradigma Formisme ( dikotomi )
f.       Paradigma Mekanisme
-          Hakikat Strategi Pembelajaran :
a.       Pengertian strategi
b.      Pengertian pembelajaran
c.       Pengertian strategi pembelajaran
d.      Komponen-komponen strategi pebelajaran
-          Hakikat Guru :
a.       Pengertian guru
b.      Tugas guru
-          Hakikat Pendidikan Agama Islam :
a.       Pengertian Pendidikan Agama Islam
b.      Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam
c.       Tujuan pendidikan agama islam
d.      Karakteristik pendidikan agama islam
-          Hakikat strategi pembelajaran guru PAI
-          Implementasi strategi pembelajaran guru PAI
METODE / METODOLOGI
-          Penelitian kualitatif
-          Observasi dan wawancara
-          Penelitian deskriptif kualitatif
-          Metode dekriptif kualitatif
-          Menyebar angket
-          Menggunakan teknik pruposial sampling ( perwakilan )
TEMUAN
-          Berdasarkan penelitian pendekatan CTL menurut prespektif siswa lebih menarik dan menyenangkan dan tidak menjenuhkan dan menghasilkan kontribusi positif terhadap pembelajaran PAI
-          Hambatan yang didapat yaitu apabila guru kehabisan ide dalam menerapkan metode pembelajaran yang sesuai digunakan dalam proses belajar.
-          Faktor pendukung yaitu jika ada kerjasama antara guru dan siswa serta kerjasama dari pihak sekolah dan masyarakat.
-          Pendidikan Transformatif menurut 3 aspek :
a.       Revolusi Teknologi
b.      Perubahan Pribadi
c.       Perubahan Organisasi
-          Pendidikan transformatif menginginkan 3 terciptanya 3 norma :
a.       Pengetahuan dibutuhkan untuk mempertahankan dan memperkuat individual pada masyarakat.
b.      Pengetahuan dibutuhkan untuk mempertahankan masyarakat itu sendiri.
c.       Kemauan keras dari intelektualitas dari individu
-          Pendidikan islam transformatif mengarah perubahan yang memanfaatkan potensi diri sendiri untuk mendapatkan apa yang telah diberikan oleh Tuhan YME.
-          Guru PAI dalam urutan kegiatan pembelajaran terdapat kegiatan awal atau pendahuluan yang terdiri dari penjelasan singkat isi pembelajaran, relevensi isi pembelajaran dan penjelasan tujuan pembelajaran, serta dilakukan pembacaan Al-Qur’an secara bersama-sama. Pada kegiatan inti harus ada penguraian materi pembelajaran.
-          Menggunakan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan materi, siswa, dan adanya pengkombinasian metode i dengan metode lainnya dan tidak hanya menggunkan 1 metode saja.
-          Menggunkan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan metode pembelajaran, metode dan tujuan pembelajaran.
-          Menggunakan waktu yang efisien sehingga cukup waktu untuk siswa dan juga untuk pengajar.
KELEMAHAN
-          Tidak mengkaji karakteristik kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan CTL
-          Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang kontribusi pendekatan CTL
-          Daftar isi tidak lengkap
-          Belum ada hasil yang memuaskan dari hasil penelitian
-          Tidak adanya penggunaan sampel
-          Penelitian ini dilakukan dengan jumlah populasi dan smpel yang kecil.
-          Hasil peneliian yang dilakukan belum menjamin kesamaan pada tahun yang berbeda sehingga data tidak dapat dijadikan pedoman mutlak.
-          Kesibukan guru sebagai responden menyebabkan kurang lancarnya penjaringan data.
-          Keterbatasan waktu dan tenaga dalam menyelesaikan penelitian ini, sehingga penelitian ini kurang relevan.